Makalah B.Arab BAB Taukid
MAKALAH BAHASA ARAB
TAUKID
Dosen
Pengampu Rina Asih Handayani, M.Pd.I.

Disusun Oleh
M. IMAM FAUZI 63020160127
LAILATUL FITRIYANI 63020160128
ANGGI YULIANI 63020160129
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI SALATIGA
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JURUSAN EKONOMI
SYARIAH
2017
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT, atas segala taufik dan hidayah-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun dengan baik sebagaimana yang kami harapkan. Shalawat dan salam
semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad saw yang telah memberi
petunjuk kepada umat manusia dimuka bumi dan menyempurnakan akhlak dan budi
pekerti yang mulia. Kami juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Dalam penyusunan
makalah ini kami banyak menemukan kesulitan tetapi dengan ketekunan dan bantuan
dari beberapa referensi buku dan referensi dari internet sehingga makalah ini
dapat tersusun. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa masih terdapat beberapa kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati
kami mengharapkan kritik dan saran khususnya dari dosen pengampu mata kuliah Bahasa Arab II yaitu Ibu Rina Asih Handayani, M.Pd.I. serta para pembaca yang sifatnya
membangun guna kesempurnaan makalah ini. Demikianlah kata pengantar yang dapat
kami berikan daripada makalah ini, semoga makalah yang telah kami susun ini
dapat memberikan manfaat.
Pemakalah
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Taukid ialah penyerta/penguat yang
dinyatakan dalam bentuk kalimat untuk menghilangkan apa yang
diragukan oleh pendengarnya. Dengan kata lain
taukid adalah lafazh yang
menegaskan lafazh sebelumnya dengan maksud menghilangkan ihtimal (pengertian
dua kemungkinan). Jadi, tujuan taukid adalah menghilangkan keraguan atau
menghilangkan pengertian di antara dua kemungkinan dari si pendengar.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apakah
yang di maksud dengan taukid?
2.
Ada
berapa pembagian taukid?
3.
Menyebutkan
contoh taukid dalam al-quran?
C.
Tujuan
1.
Tujuan Umum
Tujuan umum makalah ini adalah untuk memenuhi tugas bahasa arab II yang menerangkan tentang taukid.
Tujuan umum makalah ini adalah untuk memenuhi tugas bahasa arab II yang menerangkan tentang taukid.
2.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus makalah ini antara lain:
Tujuan khusus makalah ini antara lain:
a.
Untuk dapat mengetahui apa yang di maksud dengan
taukid.
b.
Untuk dapat mengetahui ada berapa pembagian taukid.
c.
Untuk dapat mengetahui taukid dalam al-quran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Taukid
Yang dimaksud dengan taukid adalah
isim atau kata yang mengikuti untuk kata yang dikuatkan (لِلْمُؤَكِدِ) baik dalam keadaan rafa’nya, nashabnya, jarnya, dan ma’rifatnya.
اَلتَّوْكِيْدُ
تَابِعٌ يُذْكَرُفِى اْلكَلاَمِ لِدَفْعِ مَاقَدْ يَتَوَهَّمُهُ السَّامِعُ مِمَالَيْسَ
مَقْصُوْدًا
“Taukid ialah penyerta/penguat yang dinyatakan dalam bentuk
kalimat untuk menghilangkan apa yang diragukan oleh pendengarnya.”
Dengan kata lain taukid adalah:
اَلتَّا بِعُ الرَّافِع ِللْا حْتِمَالِ
Lafazh yang menegaskan lafazh sebelumnya dengan maksud
menghilangkan ihtimal (pengertian dua kemungkinan). Jadi, tujuan taukid adalah
menghilangkan keraguan atau menghilangkan pengertian di antara dua kemungkinan
dari si pendengar.[1]
Contoh :جَاءَ الْقَوْمُ
كُلُّهُمْ (kaum itu telah
datang semua).
Kata benda yang menyandang sebagai taukid pada contoh tersebut
adalah كُلُّهُمْ (semua). Dengan
tambahan kata penguat tersebut, hilanglah
kemungkinan kaum yang datang adalah sebagian saja, dan lain sebagainya.[2]
B.
Pembagian
Taukid
Bentuk taukid
ada dua macam, yaitu:
1. Taukid maknawi
Yang dimaksud taukid maknawi adalah kata benda yang menguatkan kata
benda sebelumnya dari segi maknanya.[3]
Adapun
lafadz-lafadz yang di gunakan pada taukid maknawi adalah:
a.
Lafaz
nafsu (النّفس)(diri), seperti dalam
contoh: جَاءَ زَيْدٌ نًفْسُهُ (Zaid telah datang sendiri)
b.
Lafaz
ain (العين)(diri), seperti dalam
contoh: جَاءَ زَيْدٌ عَيْنُهُ(Zaid telah datang sendiri)
c.
Lafaz
kulu (كلّ) (semua), seperti dalam contoh: جَاءَ الْقَوْمُ كُلُّهُمْ (kaum itu telah datang semuanya)
d.
Lafaz kilaa (كِلاَ) , digunakan untuk 2 orang laki-laki. Seperti dalam contoh: عُثْمَانُ وَ عَلِيٌّ
كِلاَهُمَا فِي الْجَنَّةِ
(Utsmaan dan
Ali, keduanya benar-benar di dalam surga)
e.
Lafaz
kilta (كِلْتَا), digunakan untuk 2 orang perempuan.
Seperti dalam contoh: جَائَتْ اِمْرَأَتَانِ كِلْتَاهُمَا (dua orang perempuaan benar-benar datang)
f.
Lafaz
ajma’u (جميع)(seluruh), seperti dalam
contoh:جَاءَ الْقَوْمُ
اَجْمَعُوْنَ (kaum itu telah datang seluruhnya)
g.
Lafaz
yang mengikuti ajma’u yaitu: akta’u, abta’u, absa’u (maknanya sama dengan
ajma’u atau ajma’in), seperti dalam contoh: جَاءَ الْقَوْمُ اَجْمَعُوْنَ اَكْتَعُوْنَ اَبْتَعُوْنَ اَبْصَعُوْنَ
Faedah memakai lafadz-lafadz itu ialah untuk menambah maksud taukid
saja agar tidak diragukan.
Seperti perkataan:
قَامَ زَيْدٌ نَفْسُهُ = Zaid telah berdiri sendiri
رَأَيْتُ الْقَوْمَ كُلُّهُمْ = Aku telah
melihat kaum itu semuanya
مَرَرتُ بِالْقَمِ اَجْمَعِيْنَ = Aku telah bersua
dengan seluruh kaum itu[4]
2. Taukid lafzhy
Yang dimaksud taukid lafzhy itu ialah:
اَلتَّوْكِيْدُ
اللَّفْظَىُّ يَكُوْنَ بِاءِعاَدَةِ اَللَّفْظِ اِسْمًا أَوْفِعْلًا أَوْحَرْفًا أَوْجُمْلَةً
" Taukid lafzhy ialah dengan mengulang kata-katanya, baik isim
fi'’l huruf maupun kalimat."[5]
Atau dengan kata lain taukid lafzhy
adalah kata benda yang menguatkan kata benda sebelumnya dengan kata yang
serupa.[6]
Contoh:
Saya melihat buaya, buaya =
رَاَيْتُ اَلتِّمْسَاحَ اَلتِّمْسَاحَ
Orang yang
pergi itu datang, datang =
حَضَرَ حَضَرَ الْغَائِبُ
Tidak , tidak
saya tidak mengkhianati janji = لَا، لاَ أَخُوْنَ الْعَهْدِ
Engkau tercela, engkau tercela = أَنْتَ الْمَلُوْمُ أَنْتَ الْمَلُوْمُ
Mari kita perhatikan
contoh-contoh diatas. Kalau kita perhatikan dengan seksama, kita akan melihat
atau mendapati kata-kata yang diulang. Yaitu اَلتِّمْسَاحَ (buaya) sebagai isim, lafazh
حَضَرَ (datang) sebagi fi’il, lafazh
لَا (tidak) sebagai huruf ,
dan lafazh أَنْتَ الْمَلُوْمُ (engkau tercela) sebagai jumlah/kalimah
(kata).
Jika kita
teliti sebabnya, maka tidak lain bahwa pembicaraannya bermaksud untuk
menguatkan kata-kata yang diragukan oleh pendengarnya, karena boleh jadi
pengertiannya berlainan dengan maksud pembicaraannya. Oleh sebab itu , setiap
kata yang diulang di sini dinamakan kata taukid.
Taukid dalam
contoh seperti itu hanya dapat dilakukan dengan mengulang kembali kata-kata
itu, yang demikian ini dinamakan taukid lafzhy, begitu pula i’rabnya sama seperti
i’rab taukid maknawi, yaitu harus mengikuti lafazh yang terletak sebelumnya.[7]
C.
Contoh dalam Al-Quran
QS. Al Fajr
(21-22)
كَلَّا اِذَا
دٌكَّتِ الْاَرْضُ دَكًّا دَكًّا () وَجَاءَ رَبُّكَ
وَالْمَلَكُ صَفًّا صَفًّا()
“Sekali kali tidak! Apabila bumi diguncangkkan
berturut-turut () dan datanglah Tuhanmu dan malaikat berbaris-baris ()”
QS. Ash-Shu`ara’ (95)
وَجُنُوْدُ اِبْلِيْسَ اَجْمَعُوْنَ()
“Dan bala tentara iblis semuanya”
QS. Al-Hijr (30)
فَسَجَدَ ٱلْمَلَٰئِكَةُ
كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ ()
“ Maka bersujudlah para malaikat itu
semuanya bersama-sama”
QS. Yunus (99)
وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَأَ مَنَ مَن فِى ٱلْأَرْضِ
كُلُّهُمْ جَمِيعًا أَفَأَنتَ تُكْرِهُ ٱلنَّاسَ حَتَّىٰ يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ()
“Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang di Bumi
seluruhnya. Tetepi apakah kamu (hendak) memaksa manusia agar mereka menjadi
orang-orang yang beriman”
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Taukid
ialah penyerta/penguat yang dinyatakan dalam bentuk kalimat untuk menghilangkan
apa yang diragukan oleh pendengarnya. Dengan kata lain taukid adalah lafazh
yang menegaskan lafazh sebelumnya dengan maksud menghilangkan ihtimal
(pengertian dua kemungkinan). Yang dimaksud dengan taukid adalah isim atau kata
yang mengikuti untuk kata yang dikuatkan (لِلْمُؤَكِدِ) baik dalam keadaan rafa’nya, nashabnya, jarnya, dan
ma’rifatnya.
Bentuk
taukid ada dua macam, yaitu taukid maknawi dan taukid lafzhy. Taukid maknawi
adalah kata benda yang menguatkan kata benda sebelumnya dari segi maknanya. Sedangkan
taukid lafzhy ialah dengan mengulang kata-katanya, baik isim fi'’l huruf maupun
kalimat. Atau dengan kata lain taukid lafzhy adalah kata benda yang menguatkan
kata benda sebelumnya dengan kata yang serupa.
DAFTAR PUSTAKA
Drs.djawahir
djuha. TATABAHASA ARAB (ILMU NAHWU). Sinar Baru.
Ustdz
Rusdianto. TEBAS BAHASA ARAB SECEPAT KILAT Panduan Terpadu Belajar Bahasa
Arab dengan SUPER MUDAH.
K.H. Moch.
Anwar. 2006. ILMU NAHWU TERJEMAHAN MATAN AL-AJURUMIYYAH DAN ‘IMRITHY. Bandung: Sinar Baru ALGESINDO.
[1] Drs.djawahir
djuha. TATABAHASA ARAB (ILMU NAHWU). hlm. 116
[2] Ustdz
Rusdianto. TEBAS BAHASA ARAB SECEPAT KILAT Panduan Terpadu Belajar Bahasa
Arab dengan SUPER MUDAH. hlm. 136
[3] Ibid,
hlm. 137
[4] K.H. Moch.
Anwar. 2006. ILMU NAHWU TERJEMAHAN MATAN AL-AJURUMIYYAH DAN ‘IMRITHY.
Bandung. Sinar Baru ALGESINDO. hlm. 117
[5]
Drs.djawahir djuha. TATABAHASA ARAB (ILMU NAHWU). hlm. 117-118
[6] Ustdz
Rusdianto. TEBAS BAHASA ARAB SECEPAT KILAT Panduan Terpadu Belajar Bahasa
Arab dengan SUPER MUDAH. hlm. 137
[7]
Drs.djawahir djuha. TATABAHASA ARAB (ILMU NAHWU). hlm. 118
Syukron ilmunya ..
BalasHapusSangat bermanfaat..